Banyumas Extravaganza

Gelaran Budaya Banyumas untuk memperingati HUT Banyumas ke 431.

Kawah Timbang Banjarnegara

Gas beracun Kawah Timbang mengepul mengeluarkan gas beracun.

Batik Maos

Motif alam Batik Maos didominasi nuansa agraris.

Kembang Kamboja

Penjaga makam memanfaatkan waktu luang untuk mencari Kembang Kamboja.

Longsor Brebes

Tim SAR sedang mencari korban yang tertimbun longsor di Desa Plompong Brebes.

Kamis, 29 November 2012

Sudiyanto dan Kisah tentang Air Kehidupan

Hujan turun dengan derasnya, Senin (26/11). Di sebuah
desa paling atas di lereng Gunung Slamet itu, air seperti tumpah dari
langit. Deras mengalir hingga jauh. Meluncur sampai anak-anak sungai
yang terjalin hingga muaranya yang terakhir, Samudera Indonesia. “Air
di sini hanya numpang lewat, tak bisa dimanfaatkan oleh warga sini,”
ujar Sudiyanto, 45 tahun, warga Grumbul Glempang, Desa Kotayasa,
Kecamatan Sumbang, Banyumas.


Rabu, 28 November 2012

Seribu Tenong dan 11 Ribu Takir untuk Keselamatan


Nasidah, 45 tahun, terpekur khidmat. Mulutnya komat-kamit
tak henti memanjatkan doa. Di depannya, tenong miliknya tertata
berbaris dengan tenong milik warga Desa Somakaton Kecamatan Somagede
Banyumas lainnya. “Sudah ratusan tahun kami melakukannya,” kata dia,
Selasa (27/11).


Senin, 19 November 2012

Menelusuri Jejak Perdagangan Satwa Liar di Banyumas



PURWOKERTO – Bak seorang detektif, Apris Camp, 30 tahun, tampil tak seperti biasanya. Jaket hitamnya tampak membuat perutnya terlihat lebih gendut dibanding aslinya. Di balik jaket itu, ia menyembunyikan sebuah kamera. “Tehnik standar, hanya dengan melubangi jaket untuk lubang lensa,” kata Apris, dengan muka disangar-sangarkan, Rabu (14/11).

Setiap Tahun Populasi Elang Jawa Menyusut 11 Pasang



PURWOKERTO - Populasi Elang Jawa yang hanya ada di Pulau Jawa berkurang 11 pasang setiap tahunnya. Berkurangnya populasi satwa bernama latin Nisaetus Bartelsi tersebut disebabkan semakin sempitnya habitat dan perburuan liar.

Menelusuri Jejak Serat Chentini Hingga Banyumas



PURWOKERTO – Apa jadinya dua maestro cross gender menari dalam satu panggung. Didik Nini Thowok, seniman serba bisa, dan Dariah, 84 tahun, penari lengger lanang terakhir yang masih hidup, Kamis (15/11) menari lengger bersama di Padepokan Payung Agung Desa Banjarsari Kecamatan Nusawungu  Cilacap. Keduanya tampak saling belajar, saling mengagumi.

Kamis, 08 November 2012

Seekor Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Slamet



PURWOKERTO – Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Suaka Elang, Biodiversity Commuinity Banyumas dan masyarakat Desa Melung Banyumas, akan melepasliarkan seekor elang jawa (Nisaetus bartelsi) di lereng Gunung Slamet. Elang tersebut merupakan hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat yang selama empat tahun sebelumnya sudah menjalani rehabilitasi. “Ini merupakan pelepasliaran yang ke delapan sejak 2007 dan pertama kali di Jawa Tengah,” kata Pengelola Suaka Elang, Yandri Kurniawan, Kamis (8/11).

Selasa, 06 November 2012

K-Pop Keroncong Populer...Sixty Nine















Membumikan Keroncong di Kalangan Unyu-unyu



PURWOKERTO – Play Keroncong Music. Save Indonesian Heritage. Tagline tersebut tertulis di kaos hitam milik Wahyudin Dwi Anshar, pelajar SMPN 3 Cilacap. Bersama 10 rekannya dari grup musik keroncong Sixty Nine Cilacap, mereka unjuk gigi di ajang kumpul musikus Banyumas, Senin (5/11) malam di Kedai Telapak Pabuaran Purwokerto. Di hadapan anak-anak muda yang lebih tua, mereka berhasil membawakan sejumlah lagu populer kekinian dengan aransemen keroncong. “Saya tak menyangka, musik keroncong bisa diterima di sini,” kata Era Yuni Pratinia, Pembina Grup Keroncong Sixty Nine.



Senin, 05 November 2012

Soto Bancar Purbalingga dan Sensasi Lidah Banyumasan



PURBALINGGA – Indonesia kaya akan makanan berupa soto. Hampir di setiap kota mempunyai soto dengan rasa yang berbeda-beda. Tak terkecuali dengan Soto Bancar asli Purbalingga yang mengadopsi lidah Banyumasan yang menyukai rasa manis. “Bedanya dengan soto lainnya, soto Bancar menggunakan bumbu kacang untuk menambah gurih kaldunya,” kata Wartini, 52 tahun, istri Haji Misdar, yang mendirikan warung soto dengan menggunakan namanya sendiri, Jumat (2/11).

Membangun Kembali Taman Syailendra



Bongkahan batu besar terserak begitu saja di rerumputan yang becek. Sebagian tertumpuk di sudut-sudut komplek Candi Arjuna Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara. Sementara, sisanya masih tertimbun di dalam tanah.

Candi Bima bukan Menara Pisa



DIENG – Batu berukuran jumbo terlihat rapi berjejer. Tanda aneh mirip huruf hieroglif tertatah rapi di batuan itu. Batuan yang merupakan penyusun Candi Bima itu, sedang dibongkar oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. “Tanda itu untuk memudahkan arkeolog menyusun kembali bangunan candi,” kata Subagyo, salah satu staf BP3 yang mengantar Tempo melihat proses pemugaran Candi Bima, Kamis (1/10).

Dodi, Domba Dieng yang Menggemaskan



DIENG – Angin gunung terasa kencang berhembus. Dingin menusuk tulang meski tubuh memakai jaket tebal. Berbeda dengan Domba Dieng, atau yang dikenal dengan Dodi, dingin tak mengganggu aktifitas mereka untuk mencari rumput. “Nuansanya seperti di Eropa, domba berkeliaran bebas di hijaunya rerumputan,” kata Uwin Chandra, 30 tahun, wisawatan lokal yang mengunjungi Dieng, Jumat (2/11).