TEGAL - Malam semakin larut. Termometer ruang
menunjuk angka 18 derajat celcius. Cukup dingin memang.
Meski dingin, tampak sekumpulan orang sedang
berendam di sebuah pancuran. Hawa dingin sepertinya tak dirasakan sekumpulan
orang itu. Tentu saja tak terasa dingin, sebab mereka sedang berendam di
pemandian air panas Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, Rabu (18/2).
“Saya mandi di sini agar hasil pertanian saya
meningkat,” kata Bambang Sumaryono, 35 tahun, warga Pemalang.
Bambang percaya, air panas Guci mempunyai berkah
tersendiri. Ia sendiri setidaknya sebulan sekali datang ke pemandian air panas
Guci. Terutama saat malam Jumat Kliwon.
Pemandian air panas Guci terletak di kaki Gunung
Slamet bagian utara. Ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut.
Udaranya sejuk sekitar 20 derajat celcius.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Obyek Wisata Guci, Imam
Sutanto mengatakan Guci memang sejak dulu terkenal dengan pemandian air
panasnya. Selain bernilai magis, Guci juga banyak dikunjungi karena dipercaya
bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. “Rata-rata untuk menyembuhkan
gatal-gatal,” kata Imam.
Untuk masuk ke kawasan Guci, pengunjung hanya dikenai
tiket masuk sebesar Rp 5.000. Dengan tiket tersebut, pengunjung boleh menikmati
berbagai obyek wisata di Guci.
Hari libur biasa pengunjungnya mencapai 10 ribu
orang. Khusus malam jumat kliwon, pengunjungnya mencapai dua ribu orang.
Sedangkan saat lebaran biasanya mencapai 50 ribu orang.
Bambang
mengatakan, tiap malam jumat kliwon masyarakat setempat selalu melakukan ritual
tabur bunga di pemandian air panas. Tujuannya sebagai ucapan syukur kepada
tuhan karena telah diberi air yang melimpah untuk kesejahteraan warga.
Jafarudin, 23 tahun, tukang foto keliling mengatakan
banyak pengunjung yang mandi untuk menyembuhkan penyakitnya. Banyak juga
pengunjung dengan penyakit kelamin berharap sembuh setelah mandi di air panas
tersebut. “Kalau dulu banyak PSK yang datang untuk membersihkan diri,” katanya.
Selain gatal-gatal, air panas Guci juga dipercaya
bisa menyembuhkan rematik dan bisa menetralisir suhu. Airnya yang tidak berbau
dan tidak mengandung belerang.
Masyarakat setempat percaya, dengan mandi air panas
Guci akan diberi rejeki, awet muda, ketemu jodoh, dan laris dagangannya. Untuk
itu setiap malam jumat kliwon, sudah rutin masyarakat desa setempat mengdakan
acara ritual melaksanakan mandi keramas sebagai ungkapan syukur atas berkah
yang diterima.
Ada tiga tempat pemandian air panas terbuka.
Pemandian utama bernama pancuran 13. Lalu disebelahnya ada pancuran tujuh dan
pancuran lima. Hotel di sana juga mengambil air panas dari ketiga pancuran
tersebut.
Selain pemandian terbuka, ada juga 20 kamar untuk
pengunjung yang ingin mandi secara tertutup.
Selain pemandian air panas, di obyek wisata seluas
115 hektare tersebut juga ada beberapa obyek alam yang bisa dikunjungi.
Diantaranya, hamparan rumput dan bukit untuk out bound. Selain itu ada juga
wana wisata yang dipadu dengan pendakian perkasa.
Sebagai fasilitas pendukung, obyek wisata tersebut
mempunyai delapan hotel dan 14 villa. Juga ada pondok wisata, yakni rumah
penduduk yang disewakan untuk pengunjung. Satu rumah dengan tiga kamar, hanya
dibanderol Rp 250 ribu.
Di obyek wisata Guci ada berbagai tanaman yang
melimpah. Seperti stroberi, wortel, dan kubis. Ketiga tanaman tersebut tumbuh
sepanjang tahun di tempat itu.
Pengunjung tak hanya disuguhi fasilitas pemandian
air panas. Mereka bisa berkeliling kawasan dengan mengendarai kuda yang banyak
disewakan di situ.
Budiono, 21 tahun, pemilik kuda mengatakan banyak
pengunjung yang hanya ingin naik kuda untuk melihat lokasi Guci. “Karena
kawasannya luas banyak yang nda kuat untuk jalan kaki,” katanya.
Sedikitnya ada sekitar 43 kuda wisata terlatih.
Untuk jarak tiga kilometer, tarifnya Rp 30 ribu. Sedangkan untuk jarak dekat
sekitar satu kilometer, pengunjung harus merogoh kocek Rp 10 ribu.
Guci juga menawarkan wisata pertanian yang cukup
banyak. Diantaranya perkebunan wortel dan stroberi. Wortel Guci lebih besar dan
panjang dibanding wortel dari daerah lain. Warnany juga segar. Tiga ikat
harganya Rp 2.000.
Marli, 32 tahun, penjual wortel di pintu masuk Guci
menjual 20 kilogram wortel tiap harinya. Wortelnya diambil dari petani sekitar
Guci. “Setiap hari ada, tidak pernah kehabisan. Jumat kliwon saya bisa menjual
hingga 30 kilogram,” katanya.
Air Panas
Guci Pernah Didoakan Sunan Gunung Jati
Keberadaan pemandian air panas Guci tak bisa lepas
dari kisah penyebaran agama Islam di wilayah selatan Jawa. Wilayah ini dulunya
merupakan wilayah dakwah Sunan Gunung Jati.
Basuki Rahmat, tokoh masyarakat setempat bercerita
kepada Tempo tentang muasal air panas Guci. Basuki berkisah, kawasan Guci
berawal dari sebuah pedukuhan yang bernama Keputihan. Kaputihan berarti yang
belum tercemar atau suci. Daerah ini dulunya belum terpengaruh agama atau
kebudayaan lain.
Istilah Kaputihan pertama kali yang memperkenalkan
adalah Kyai Ageng Klitik atau Raden Mas Arya Wiryo cucu Raden Patah pendiri
kerajaan Demak.
Kala itu, Kaputihan sedang dilanda pagebluk atau
bencana alam. Selain kekeringan, warga setempat juga terkena penyakit
gatal-gatal.
Di tengah bencana itu, datanglah utusan Sunan Gunung
Jati dari Cirebon yang bernama Syech Elang Sutajaya. Ia membawa sebuah guci
berisi air yang telah didoakan oleh Sunan Gunung Jati.
Suatu ketika air di dalam guci yang dibawa Syech
Elang habis. Ia pun lalu bersemedi. Dalam semedinya ia bertemu dengan Sunan
Gunung Jati. Sunan lantas berkata, “Tusuklah bumi dengan tongkat di sebelah
guci itu,”. Dari bekas tusukan tongkat itu, munculah air panas yang tak pernah
habis hingga sekarang.
Setelah mendengar ada air panas keluar dari bumi,
warga pun berdatangan dan mandi di situ. Ajaib, penyakit gatal-gatal yang
diderita warga ternyata sembuh. Guci tersebut tertinggal di dekat sumber air
panas yang ada di desa itu.
Imama sutanto mengatakan, saat ini Guci penionggalan
Sunan Gunung Jati tersebut tersimpan di sebuah museum di Tegal. Sedangkan untuk
pengunjung, Imam mengatakan kebanyakan pengunjung berasal dari daerah Jawa
Barat. “Pengunjung Guci sekitar 60 persen berasal dari Jawa barat. Karena Guci
dipercaya mempunyai berkah dari Sunan Gunung Jati yang asal Cirebon Jawa
Barat,” katanya.