CILACAP – Pencarian 49 nelayan asal Cilacap yang
diterjang Badai Victoria pada Selasa (9/4) malam terus dilakukan oleh nelayan.
Pemerintah maupun Tim SAR tak mampu menjangkau lokasi tenggelamnya empat kapal
yang membawa 72 anak buah kapal itu.
“Dari proses evakuasi yang dilakukan nelayan, 22 ABK
berhasil diselamatkan dan satu ditemukan meninggal dunia,” kata Koordinator
Basarnas Pos Cilacap, Tri Joko Priyono, Jumat (19/4).
Empat kapal itu, Tri merinci, yakni kapal Evani 1
dengan bobot mati 87 gross ton. Kapal ini membawa 34 ABK. Dari jumlah itu,
delapan ditemukan selamat dan satu orang ditemukan meninggal dunia.
Kapal kedua, Tri melanjutkan, yakni kapal Putra
Madura dengan bobot mati 28 gross ton. Kapal ini membawa 16 ABK. Dari jumlah
itu, 14 ditemukan selamat dan dua ABK masih dalam pencarian.
Kapal selanjutnya yakni kapal Horizon Jaya Abadi
dengan bobot mati 28 gross ton. Membawa delapan ABK, semuanya belum ditemukan. Kapal
terakhir yakni kapal Anita Jaya 2 dengan bobot mati 28 gross ton. Membawa 14
ABK dan masih hilang semua.
Tri mengatakan, Basarnas tak mampu melakukan
evakuasi karena jauhnya lokasi. Lokasi kejdian diperkirakan sejauh 350
kilometer dari Cilacap.
Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
(HNSI) Cilacap Indon Cahyono mengatakan, kapal tersebut berasal dari Cilacap, tiga di
antarnya jenis longline milik Cong Wan jenis longline dan satu kapal purseine
milik Ce Ce. “Dari informasi yang ada, sebagian besar diturunkan di Pelabuhan
Ratu Jabar. Namun, tidak tahu nanti, apakah ada yang akan dibawa ke Cilacap,”katanya.
Menurut Indon, peristiwa tenggelamnya empat kapal
tersebut terjadi pada Selasa malam akibat terjangan badai Victoria yang
ketinggiannya mencapai 7 meter.
Mantan Ketua Asosiasi Pengusaka Kapal Penangkap Ikan
Cilacap, Sanpo mengatakan, keempat kapal itu berangkat dari Pelabuhan Perikanan Samudra
Cilacap (PPSC), sekitar 2 bulan silam. Dari keempat kapal tersebut, tiga kapal
merupakan jenis kapal longline untuk menangkap ikan jenis tuna, sedangkan satu
kapal lainnya merupakan kapal jenis pursuim yang biasanya digunakan untuk menangkap
ikan jenis Cakalang.
Dia juga membantah bila kapal-kapal tersebut tenggelam
di sekitar perairan Pulau Christmas yang masuk teritori Australia. ''Nelayan
kita tidak ada yang berani kalau sampai masuk ke wilayah perairan negara
lain,'' katanya.
ARIS ANDRIANTO
0 komentar:
Posting Komentar