PURWOKERTO – Play Keroncong Music. Save Indonesian Heritage. Tagline tersebut tertulis di kaos hitam milik Wahyudin Dwi Anshar, pelajar SMPN 3 Cilacap. Bersama 10 rekannya dari grup musik keroncong Sixty Nine Cilacap, mereka unjuk gigi di ajang kumpul musikus Banyumas, Senin (5/11) malam di Kedai Telapak Pabuaran Purwokerto. Di hadapan anak-anak muda yang lebih tua, mereka berhasil membawakan sejumlah lagu populer kekinian dengan aransemen keroncong. “Saya tak menyangka, musik keroncong bisa diterima di sini,” kata Era Yuni Pratinia, Pembina Grup Keroncong Sixty Nine.
Di Pojok Akustik, tempat kongkow anak band Purwokerto, kehadiran Sixty Nine cukup mendapat apresiasi yang meriah. Lagu-lagu yang biasa dibawakan oleh girls band seperti JKT 48, Cheribelle, maupun lagu First Love yang dinyanyikan Nika Costa, bisa dibawakan dengan baik oleh mereka.
Jika melihat usia mereka yang rata-rata masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, musik keroncong yang mereka mainkan terdengar cukup rapi. Permainan cello dan biola anggota grup ini cukup halus dan renyah di telinga.
Era mengatakan, grup ini belum genap setahun terbentuk. Mereka biasa latihan pada Sabtu malam di Jalan Logawa nomor 69 Cilacap. Itulah mengapa grup mereka dinamakan Sixty Nine. Dulunya grup ini bernama Tunas Wijayakusuma. Dipandang kurang gaul, namanya pun diubah.
Di awal-awal bermain musik, mereka biasa bermain di alun-alun Kota Cilacap. Belajangan mereka kerap didaulat manggung di kafe-kafe di Banyumas Raya hingga Bandung. Terakhir mereka unjuk gigi di Festival Musik Keroncong di Solo. “Banyak permintaan tapi sering kami tolak. Selain mereka masih sekolah, tujuan kami juga bukan materi, tapi membumikan kembali music keroncong,” kata Era.
Lala, vokalis grup yang kini duduk di bangku kelas 1 SMP mengaku sudah mulai bernyanyi keroncong sejak kelas 6 SD. “Saya suka aja dengan musik keroncong, rasanya gimana gitu,” ujarnya polos.
Awalnya ia merasa malu karena keroncong dianggap musik jadul dan nda keren. Namun, lama kelamaan ia bisa mencintai musik ini karena tanggapannya yang cukup bagus dari temen-temannya.
Ii Ilah, manajer grup kelompok ini mengatakan, tujuan utama dibentuknya grup ini adalah untuk menyebarkan virus keroncong di kalangan anak muda. “Keroncong merupakan seni asli Indonesia, sayang kalau sampai diklaim Malaysia karena bangsa kita tak bisa menghargai kesenian sendiri,” katanya.
Ia mengakui saat manggung di beberapa festival musik, banyak juri yang akan mencemooh jenis musik ini terlebih dahulu. “Wah bikin ngantuk nih,” begitu celoteh juri biasanya.
Untuk mensiasati agar keroncong bisa diterima anak muda, mereka mengaransemen lagu-lagu yang sedang naik daun dengan aransemen keroncong. Selain itu, mereka juga sering memainkan keroncong pakem dengan aturan 28 bar.
Saat ini formasi grup ini terdiri dari, vokal ada Aisya'bana Syalalatin (Lala), Vivica Ameriana Joni (Vivi) Rezianan Sutra (Cici). Selanjutnya, ada Abimanyu Vivaldi, (gitar/vokal), Dindin (cello) Mohammad Viyan Nuur M (cak), Mohammad Ghociansyah (cuk), Joseph Aldy Ardian (bass).
Istimewanya, orkes ini digawangi oleh tiga pemain biola sekaligus. Yaitu, Mega Martina, Jecinda Rizqiyah, dan Angel. Terakhir bertambah dengan kedatangan Herditiyo Wicaksono di posisi vokal. "Kami memainkan keroncong yang diaransemen sesuai dengan karakter anak muda. Keroncong itu tidak hanya musiknya orang tua saja," ujar pemain paling senior Joseph Aldy Ardian (19).
Hal itu dimunculkan saat penampilan perdana pada pembukaan Gedong Keroncong Purbalingga, 9 April tahun lalu. Di kemudian hari, waktu tersebut dijadikan sebagai tanggal kelahiran Orkes Keroncong Tunas Wijayakusuma.
Seniman keroncong asal Purwokerto, Sugiyono, 72 tahun, mengatakan, sebagai generasi muda, kehadiran mereka dikancah musik keroncong sangat menggembirakan. Pasalnya, mereka adalah satu diantara lima grup keroncong cilik di seluruh Indonesia. "Untuk ukuran bocah kecil, kemampuan musikalisasi mereka cukup baik. Apalagi berani membawakan aransemen lagu keroncong yang berkarakter dinamis," ungkapnya.
Dia menambahkan, adanya kelompok ini akan membawa angin segar bagi pembibitan generasi muda. Keberanian mereka perlu diacungi jempol.
0 komentar:
Posting Komentar