PURBALINGGA – Indonesia kaya akan makanan berupa soto. Hampir di setiap kota mempunyai soto dengan rasa yang berbeda-beda. Tak terkecuali dengan Soto Bancar asli Purbalingga yang mengadopsi lidah Banyumasan yang menyukai rasa manis. “Bedanya dengan soto lainnya, soto Bancar menggunakan bumbu kacang untuk menambah gurih kaldunya,” kata Wartini, 52 tahun, istri Haji Misdar, yang mendirikan warung soto dengan menggunakan namanya sendiri, Jumat (2/11).
Soto ini cocok untuk mereka yang lapar. Betapa tidak, satu mangkok hampir terisi penuh. Soto ini tidak menggunakan lontong atau nasi, tapi ketupat. Selain daging ayam, pilihan lainnya bisa menggunakan daging sapi dan jeroan ayam. Pembeli bahkan bisa memesan daging campuran sesuai dengan selera.
Tak hanya daging, soto ini juga menggunakan wortel rebus, daun bawang, tauge, serta bawang merah goreng. Sebagai bumbu khasnya, tak lupa dicampurkan dengan bumbu kacang yang merupakan kekhasan soto-soto di daerah Banyumas raya seperti Soto Sokaraja dan lainnya. “Kacang kami tumbuk dengan alat tradisional agar rasanya bisa terjaga,” ujar Wartini.
Bagi penggemar rasa manis, soto ini cocok bagi lidah. Selain itu, dengan porsi yang cukup besar, soto Bancar juga pas untuk mereka yang sedang lapar.
Haji Misdar mengatakan, soto ini merupakan resep turun temurun dari keluarganya. “Kakek saya sudah menjual soto ini sejak zaman Jepang,” katanya.
Ia mengaku warungnya sudah lima kali berpindah tempat. Tempat saat ini disebutnya sebagai yang terakhir.
Warungnya dibuka pukul 07.00 hingga 19.00. Setiap hari, ia menghabiskan 30 kilogram daging sapidan 50 kilogram daging ayam.
Dengan harga hanya Rp 13 ribu satu porsi, soto ini banyak digemari tak hanya oleh orang Purbalingga. “Banyak artis yang ke sini, tapi saya taka pal satu per satu,” katanya.
Menurutnya, soto Bancar mewakili tiga kata kunci. Tiga kata kunci tersebut yakni, kenyang, gurih dan empuk.
0 komentar:
Posting Komentar