Jumat, 27 Januari 2012

Bencana Angin Kencang Banyumas

PURWOKERTO – Wajah Denis nampak lesu. Buku ajar mata pelajaran Matematika miliknya basah kuyup tersiram air hujan. Angin kencang disertai hujan lebat yang datang tiba-tiba pada Rabu lalu, membuatnya cukup ketakutan.


“Waktu sedang pelajaran, tiba-tiba angin datang dan menerbangkan atap sekolah,” ujar Denis, siswa kelas IV SDN I Karangtengah Kecamatan Baturraden Banyumas, Jumat (27/1).

Denis beserta teman-temannya spontan berlindung di bawah meja mereka. Teriakan teman sekelasnya, terutama yang perempuan, memecah keheningan pagi itu. Sementara di luar kelas, atap seng kelasnya terbang kesana kemari terbawa angin.

Keesokan harinya, Denis enggan berangkat ke sekolah. Ia mengaku trauma untuk belajar lagi di sekolah yang rusak itu. Selain itu, ibunya melaran Denis untuk pergi ke sekolah.

Kepala Sekolah SDN I Karangtengah, Sunarto  mengatakan, angin mulai datang pukul 08.00. “Tapi baru terasa sangat kencang dimulai pukul 10.00,” katanya.

Ia mengatakan, bangunan sekolah itu dibangun tahun 1954. Sejak dibangun, belum pernah ada renovasi besar kecuali penggantian atap yang sudah tua.  Sekolah itu, kata dia, sebenarnya sudah tak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Namun proposal perbaikan yang diajukan belum pernah ditanggapi pihak Dinas Pendidikan.

Agar tak tertimpa atap, kini murid-murid diungsikan tempat belajarnya ke aula kepala desa setempat. Denis sendiri berharap, ruang kelasnya segera diperbaiki agar ia bisa belajar dengan tenang di sekolahnya.

Pemandangan yang sama juga terlihat di SDN Banjarsari, Desa Banjarsari, Kecamatan Ajibarang. Ratusan siswa sekolah itu, bahkan nekat belajar di ruang kelas yang rusak akibat angin kencang. “Atapnya ambrol diterjang angin kencang, tapi tidak ada pilihan lain selain tetap menggunakan ruang kelas yang rusak,” ujar Kepala SD Negeri Banjarsari, Khoerudin.

Ia mengatakan, ada empat ruang kelas yang rusak. Meski tanpa atap, ia mengatakan tak ada pilihan lain kecuali tetap menggunakan ruang yang rusak itu. “Doakan saja tidak turun hujan dan angin kencangnya segera berakhir. Kasihan anak-anak harus belajar dalam suasana ketakutan,” ujarnya.

Kepala Unit Pelaksana Kecamatan Dinas Pendidikan Ajibarang, Heri Teguh Santosa, mengatakan sekolah tersebut sebetulnya telah diprioritaskan untuk diperbaiki. “Dibangun tahun 1984, tapi belum pernah direhabilitasi,” katanya.

0 komentar:

Posting Komentar