Kamis, 21 Februari 2013

Segarnya Mandi Air Panas di Guci Tegal



TEGAL - Malam semakin larut. Termometer ruang menunjuk angka 18 derajat celcius. Cukup dingin memang.

Meski dingin, tampak sekumpulan orang sedang berendam di sebuah pancuran. Hawa dingin sepertinya tak dirasakan sekumpulan orang itu. Tentu saja tak terasa dingin, sebab mereka sedang berendam di pemandian air panas Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, Rabu (18/2).

“Saya mandi di sini agar hasil pertanian saya meningkat,” kata Bambang Sumaryono, 35 tahun, warga Pemalang.

Bambang percaya, air panas Guci mempunyai berkah tersendiri. Ia sendiri setidaknya sebulan sekali datang ke pemandian air panas Guci. Terutama saat malam Jumat Kliwon.

Pemandian air panas Guci terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara. Ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Udaranya sejuk sekitar 20 derajat celcius.


Kepala Unit Pelaksana Teknis Obyek Wisata Guci, Imam Sutanto mengatakan Guci memang sejak dulu terkenal dengan pemandian air panasnya. Selain bernilai magis, Guci juga banyak dikunjungi karena dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. “Rata-rata untuk menyembuhkan gatal-gatal,” kata Imam.

Untuk masuk ke kawasan Guci, pengunjung hanya dikenai tiket masuk sebesar Rp 5.000. Dengan tiket tersebut, pengunjung boleh menikmati berbagai obyek wisata di Guci.

Hari libur biasa pengunjungnya mencapai 10 ribu orang. Khusus malam jumat kliwon, pengunjungnya mencapai dua ribu orang. Sedangkan saat lebaran biasanya mencapai 50 ribu orang.
 Bambang mengatakan, tiap malam jumat kliwon masyarakat setempat selalu melakukan ritual tabur bunga di pemandian air panas. Tujuannya sebagai ucapan syukur kepada tuhan karena telah diberi air yang melimpah untuk kesejahteraan warga.

Jafarudin, 23 tahun, tukang foto keliling mengatakan banyak pengunjung yang mandi untuk menyembuhkan penyakitnya. Banyak juga pengunjung dengan penyakit kelamin berharap sembuh setelah mandi di air panas tersebut. “Kalau dulu banyak PSK yang datang untuk membersihkan diri,” katanya.

Selain gatal-gatal, air panas Guci juga dipercaya bisa menyembuhkan rematik dan bisa menetralisir suhu. Airnya yang tidak berbau dan tidak mengandung belerang.

Masyarakat setempat percaya, dengan mandi air panas Guci akan diberi rejeki, awet muda, ketemu jodoh, dan laris dagangannya. Untuk itu setiap malam jumat kliwon, sudah rutin masyarakat desa setempat mengdakan acara ritual melaksanakan mandi keramas sebagai ungkapan syukur atas berkah yang diterima.

Ada tiga tempat pemandian air panas terbuka. Pemandian utama bernama pancuran 13. Lalu disebelahnya ada pancuran tujuh dan pancuran lima. Hotel di sana juga mengambil air panas dari ketiga pancuran tersebut.

Selain pemandian terbuka, ada juga 20 kamar untuk pengunjung yang ingin mandi secara tertutup.

Selain pemandian air panas, di obyek wisata seluas 115 hektare tersebut juga ada beberapa obyek alam yang bisa dikunjungi. Diantaranya, hamparan rumput dan bukit untuk out bound. Selain itu ada juga wana wisata yang dipadu dengan pendakian perkasa.

Sebagai fasilitas pendukung, obyek wisata tersebut mempunyai delapan hotel dan 14 villa. Juga ada pondok wisata, yakni rumah penduduk yang disewakan untuk pengunjung. Satu rumah dengan tiga kamar, hanya dibanderol Rp 250 ribu.

Di obyek wisata Guci ada berbagai tanaman yang melimpah. Seperti stroberi, wortel, dan kubis. Ketiga tanaman tersebut tumbuh sepanjang tahun di tempat itu.

Pengunjung tak hanya disuguhi fasilitas pemandian air panas. Mereka bisa berkeliling kawasan dengan mengendarai kuda yang banyak disewakan di situ.

Budiono, 21 tahun, pemilik kuda mengatakan banyak pengunjung yang hanya ingin naik kuda untuk melihat lokasi Guci. “Karena kawasannya luas banyak yang nda kuat untuk jalan kaki,” katanya.

Sedikitnya ada sekitar 43 kuda wisata terlatih. Untuk jarak tiga kilometer, tarifnya Rp 30 ribu. Sedangkan untuk jarak dekat sekitar satu kilometer, pengunjung harus merogoh kocek Rp 10 ribu.

Guci juga menawarkan wisata pertanian yang cukup banyak. Diantaranya perkebunan wortel dan stroberi. Wortel Guci lebih besar dan panjang dibanding wortel dari daerah lain. Warnany juga segar. Tiga ikat harganya Rp 2.000.

Marli, 32 tahun, penjual wortel di pintu masuk Guci menjual 20 kilogram wortel tiap harinya. Wortelnya diambil dari petani sekitar Guci. “Setiap hari ada, tidak pernah kehabisan. Jumat kliwon saya bisa menjual hingga 30 kilogram,” katanya.



 Air Panas Guci Pernah Didoakan Sunan Gunung Jati
Keberadaan pemandian air panas Guci tak bisa lepas dari kisah penyebaran agama Islam di wilayah selatan Jawa. Wilayah ini dulunya merupakan wilayah dakwah Sunan Gunung Jati.

Basuki Rahmat, tokoh masyarakat setempat bercerita kepada Tempo tentang muasal air panas Guci. Basuki berkisah, kawasan Guci berawal dari sebuah pedukuhan yang bernama Keputihan. Kaputihan berarti yang belum tercemar atau suci. Daerah ini dulunya belum terpengaruh agama atau kebudayaan lain.

Istilah Kaputihan pertama kali yang memperkenalkan adalah Kyai Ageng Klitik atau Raden Mas Arya Wiryo cucu Raden Patah pendiri kerajaan Demak.

Kala itu, Kaputihan sedang dilanda pagebluk atau bencana alam. Selain kekeringan, warga setempat juga terkena penyakit gatal-gatal.

Di tengah bencana itu, datanglah utusan Sunan Gunung Jati dari Cirebon yang bernama Syech Elang Sutajaya. Ia membawa sebuah guci berisi air yang telah didoakan oleh Sunan Gunung Jati.

Suatu ketika air di dalam guci yang dibawa Syech Elang habis. Ia pun lalu bersemedi. Dalam semedinya ia bertemu dengan Sunan Gunung Jati. Sunan lantas berkata, “Tusuklah bumi dengan tongkat di sebelah guci itu,”. Dari bekas tusukan tongkat itu, munculah air panas yang tak pernah habis hingga sekarang.

Setelah mendengar ada air panas keluar dari bumi, warga pun berdatangan dan mandi di situ. Ajaib, penyakit gatal-gatal yang diderita warga ternyata sembuh. Guci tersebut tertinggal di dekat sumber air panas yang ada di desa itu.

Imama sutanto mengatakan, saat ini Guci penionggalan Sunan Gunung Jati tersebut tersimpan di sebuah museum di Tegal. Sedangkan untuk pengunjung, Imam mengatakan kebanyakan pengunjung berasal dari daerah Jawa Barat. “Pengunjung Guci sekitar 60 persen berasal dari Jawa barat. Karena Guci dipercaya mempunyai berkah dari Sunan Gunung Jati yang asal Cirebon Jawa Barat,” katanya.


4 komentar:

  1. aku pernah kesini kak.. emng seger bgd mandi disini ...

    BalasHapus
  2. Biaya penginapan disna brpa utk kpasitas 60 orang

    BalasHapus
  3. Biaya penginapan disna brpa utk kpasitas 60 orang

    BalasHapus
  4. Biaya penginapan disna brpa utk kpasitas 60 orang

    BalasHapus