Jumat, 08 Maret 2013

Mencari Tambahan Penghasilan di Kuburan



PURWOKERTO – Langit tak begitu biru. Tapi teriknya luar biasa. Suhu udara mencapai 31 derajat celcius. Di sebuah pemakaman di Kelurahan Kober Purwokerto Banyumas, bunga-bunga Kamboja berguguran.



“Bunga Kamboja ini kalau dijual kering bisa laku Rp 95 perkilogram,” kata Supriono, 60 tahun, juru kunci Pemakaman Umum Kober, Jumat (8/3).

Sambil duduk di pinggir batu nisan, ia menunggu satu demi satu bunga berguguran. Dengan tas plastic warna kuning, ia mengumpulkan bunga-bunga itu.

Supriono berkata, ia sudah melakukan pekerjaan itu sejak tahun 1980-an. Hasilnya lumayan. Selain memungut bunga, sesekali ia berjualan di Stasiun Purwokerto.

Dalam sehari, ia bisa menjual hingga dua kilogram bunga kering. Jika langit cerah, bunga bisa kering dalam waktu sehari.

Muniroh, 35 tahun, juga melakukan hal yang sama dengan Supriono. “Apalagi sekarang pekerjaan susah, kami sudah tak boleh berjualan di stasiun,” katanya.

Bunga yang sudah kering, kata dia, akan dibeli oleh seorang pengepul di kelurahan itu. Minyak hasil penyulingan Bunga Kamboja, kata dia, bisa untuk bahan kosmetik.

Tak hanya itu, bunga yang memiliki delapan helai suka dicari orang untuk pesugihan. “Harganya bisa mencapai Rp 500 ribu, tapi sangat jarang bunga dengan delapan helai,” katanya. Rata-rata bunga kamboja hanya memiliki lima helai bunga.

Dari berbagai sumber bacaan, Bunga Kamboja memiliki nama latin Plumeria acuminata ait. Nama ini diabadikan dari nama seorang botani asal Prancis bernama Charles Plumier. Ia penemu pertama tanaman ini pada abad ke-16.
Bunga ini jika dikeringkan sempurna bisa untuk menurunkan demam, radang gusi atau tenggorokan dan bibir pecah-pecah. Selain itu juga untuk mengurangi resiko infeksi dan bahkan mampu mencegah kanker paru-paru.

0 komentar:

Posting Komentar