PURWOKERTO – Ratusan pegawai honorer di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto belum menerima upah bulanan. Mereka belum menerima upah sejak awal tahun ini atau sekitar tiga bulan.
“Memang belum dibayarkan karena dana dari pusat belum cair,” kata Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan Unsoed, Agus Nugroho, Kamis (7/3).
Ia mengatakan, jumlah pegawai honorer di Unsoed sekitar 500 orang. Selama ini, upah mereka dibayarkan dari pos Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).
Menurut dia, BOPTN belum cair karena pos ini masih diberi tanda bintang atau belum bisa dicairkan. Ia membantah belum turunnya dana BOPTN karena terkait buruknya pengelolaan manajemen keuangan Badan Layanan Umum Unsoed. “Tidak ada hubungannya, kasus korupsi yang saat ini sedang disidik kejaksaan juga tak ada hubungannya,” kata dia.
Ahmad, salah satu pekerja honorer di Unsoed mengatakan, selama ini upah honorer mereka bervariasi tergantung dari lama waktu mereka bekerja. “Saya sudah empat tahun bekerja, upahnya Rp 1 juta,” kata dia.
Dengan belum dibayarkannya upah ini, kata dia, praktis tidak ada pemasukan sama sekali. Ia pun harus berhutang kanan-kiri agar asap dapur bisa terus mengepul. “Kami berharap agar honor ini segera dibayar,” katanya.
Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Haryono Umar mengatakan, belum cairnya BOPTN karena pembahasan di DPR lama. “Bukan karena BLU, tapi pembahasan di DPR yang lama sehingga anggaran belum bisa dicairkan,” kata dia.
Ia mengatakan, dirinya akan segera menindaklanjuti laporan itu agar BOPTN bisa segera dicairkan. “Ini kan menyangkut perut orang,” kata Haryono yang juga mantan komisioner KPK itu.
Haryono datang ke Unsoed untuk menelisik dugaan kasus korupsi kerjasama Unsoed dengan PT Aneka Tambang. Ia mengatakan, saat ini timnya akan melaporkan hasil temuan di Unsoed ke Menteri Pendidikan. “Segera setelah ini akan dikeluarkan rekomendasinya,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar