PURWOKERTO – Rektor Universitas Jenderal Soedirman,
Edy Yuwono saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri
Purwokerto. Desakan agar rektor mengundurkan diri pun mulai terdengar.
Ia mengatakan, BEM masih melakukan konsolidasi untuk
menentukan langkah menurunkan rektor dari jabatannya. Menurut dia, dalam waktu
dekat Unsoed akan melakukan wisuda mahasiswanya. Secara psikologis, kata dia,
mahasiswa akan malu jika diwisuda oleh rektor dengan status sebagai tersangka.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Prof. Totok Agung meminta
rektor agar segera membuat pernyataan resmi. “Sebaiknya rektor segera
memberikan pernyataan resmi agar masyarakat tahu persoalan yang sebenarnya,”
kata dia.
Kejaksaan Negeri Purwokerto menetapkan Rektor Unsoed
sebagai tersangka atas dugaan kasus korupsi kerjasama Unsoed dengan PT Aneka
Tambang. Proyek senilai Rp 5,8 miliar itu diperkirakan merugikan negara senilai
Rp 2 miliar lebih.
Menurut dia, jika belum ada pernyataan dari rektor,
kepercayaan masyarakat terhadap Unsoed bisa menurun. Apalagi, kata dia, saat
ini Unsoed akan menyambut mahasiswa baru.
Ia menmabahkan, jabatan rektor tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2012. Dalam
peraturan tersebut, pemberhentian rektor bisa dilakukan jika rektor tersangkut
masalah pidana dan telah memiliki kekuatan hukum tetap. “Kalau belum ada
putusan yang memiliki kekuatan hukum tetap, berarti belum bisa dinyatakan
berhalangan tetap," katanya.
Anggota Tim Non Litigasi Unsoed, Budiyono
mengatakan, mundur tidaknya rektor itu hanya persoalan moral belaka. “Kalau
secara hukum, tidak ada yang menyatakan rektor harus mundur,” katanya.
Sumber Tempo di lingkungan rektorat menyatakan,
pekan kemarin ada dua anggota senat yang merupakan guru besar sudah mendesak
agar rektor mundur. “Tapi rektor menolak,” katanya.
Dua anggota senat itu yakni, Ketua Komisi 1 Senat
untuk Guru Besar Prof SNO Suwandyastuti dan Sekretaris Senat Unsoed Prof Triani
Hardiati. Saat dikonfirmasi mengenani pertemuan tersebut, Prof Triani enggan
memberikan komentar. “Nanti saja, saya masih nyetir. Dan sampainya akan lama
sekali,” kata dia berkilah.
0 komentar:
Posting Komentar