Senin, 04 Maret 2013

Bancakan Proyek Kelompok Walisongo


Mimpi Pujiyanto untuk mengendarai Toyota Hilux, hanyalah tinggal mimpi. Kepala Desa Munggangsari Kecamatan Grabag Purworejo itu, sempat dijanjikan mobil seharga Rp 149.700.000 untuk kegiatan operasional proyek kerjasama Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dengan PT Aneka Tambang.

“Bahkan saya sudah mempersiapkan lahan untuk membuat garasi,” kata dia, Rabu (27/2).



Ia mengaku hanya sekali melihat mobil itu. Saat ditanyakan keberadaannya, Tim pelaksana proyek dari Unsoed mengatakan mobil itu sedang dipinjam untuk kegiatan yang lain.

Kejaksaan Negeri Purwokerto saat ini sedang melacak kemana saja aliran uang itu. “Perkiraan kerugian negara mencapai Rp 2 miliar, tapi masih bisa bertambah,” kata Ketua Tim Penyidik Kasus Korupsi Unsoed, Sunarwan.

Ia mengatakan, dari bukti transfer antarbank, uang proyek dengan nilai total Rp 5,8 miliar itu digunakan antara lain untuk pembayaran honor anggota tim. Masing-masing anggota tim menerima Rp 150 juta, padahal dalam rencana anggaran biaya hanya tercatat Rp 24 hingga Rp 30 juta.

Uang itu oleh anggota tim dibelikan mobil yang kini sudah disita kejaksaan.


Sumber Tempo di penyidik kejaksaan, selain menggelembungkan nilai honor, modus lainnya yakni dengan mentransfer uang proyek ke sejumlah sanak family anggota tim. “Bukti pengeluarannya ada, tapi kami belum bisa menyebut namanya, takut kabur,” katanya.

Proyek Unsoed-Antam dimulai pada 2009. Dana pertama cair sebesar Rp 600 juta. Uang ini digunakan untuk membangun sarana fisik di lokasi itu.

Dinilai berhasil, proyek dilanjutkan tahun 2010 dengan nilai Rp 1,5 miliar. Setelah itu, Unsoed mengajukan proposal kembali dengan nilai Rp 5,8 miliar. “Pada periode inilah, praktek korupsinya semakin kentara,” kata sumber itu.

Uang juga digunakan oleh Purnama Sukardi untuk menambah permodalan BPR Syariah Khasanah Ummat. Di BPR itu, ia menjabat sebagai komisaris.

Modus lainnya, yakni di bidang penggemukan sapi yang dikomandani oleh Muhammad Bata. Sapi yang dibeli dengan uang Antam sebanyak 50 ekor, digemukan selama empat bulan. Setelah itu, sapi dijual dengan keuntungan bersih satu ekornya mencapai Rp 400 hingga Rp 1 juta. “Uang tidak pernah diserahkan kepada masyarakat sebagai program pemberdayaan,” katanya.

Sementara satu tersangka lainnya yakni Asisten Senior Manager CSR PT Antam, Suatmadji, ia diduga menerima uang cash back proyek senilai Rp 580 juta atau 10 persen dari nilai proyek. “Dalam penyidikan, ia sudah mengakuinya,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Purwokerto, Hasan Nurudin Achmad.

Menurut sumber lainnya, Suatmadji tidak hanya menerima uang fee proyek. Ia juga menyewakan rumahnya untuk tim Unsoed selama berada di Jakarta. Nilai sewanya mencapai Rp 250 juta, meski dalam anggaran ditulis Rp 800 juta. “Rumah itu milik Suatmadji pribadi, letaknya di Jalan Lele 1 Nomor 1 Rawamangun,” katanya.

Uang Antam juga digunakan oleh Winarto Hadi untuk memperbaiki rumahnya. Sebagai bendahara tim, ia dengan leluasa menggunakan uang itu tanpa sepengetahuan anggota tim lainnya.

Anggota Tim Non Litigasi Unsoed, Budiyono mengatakan, tidak ada wanprestasi dalam kasus tersebut. “Audit yang dilakukan Antam juga clear, tidak ada masalah. Unsoed dinilai berhasil dalam kerjasama ini,” katanya.

Menurut dia, kerjasama tersebut bersifat privat. Antam sebagai pengguna jasa dan Unsoed sebagai penyedia jasa. Soal honor, kata dia, dalam sebuah proyek bisa dialokasikan sebesar 30 persen dari nilai proyek untuk honor.

Ia menyebutkan, ada sekitar 117 item pekerjaan dalam proyek itu. “Masih proporsional honornya,” kata dia.


1 komentar:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

    Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan

    Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

    Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

    Sepatah kata cukup untuk orang bijak.

    BalasHapus