Rabu, 13 Maret 2013

Kucing dan Kelinci Ditemukan Mati Di Dekat Kawah Timbang

Banjarnegara - Aktifitas Kawah Timbang di Dusun Simbar Desa Sumberejo Kecamatan Batur Banjarnegara belum menunjukan tanda-tanda penurunan. Saat ini statusnya masih waspada. 


Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujiharjo mengatakan, 
Sejak 8 hingga 12 Maret, ada peningkatan frekwensi letusan freatik yang diikuti dengan peningkatan semburan gas beracun. "Kami menemukan burung-burung, kucing dan kelinci mati di sekitar kawah," kata Tunut, Rabu (13/3).

Ia mengatakan, peningkatan
semburan gas beracun terpantau pada alat sensor yang dipasang pada ketinggian 15 meter dari tanah. Menurut dia, gas terus mengalir terutama saat malam hari. Gas akan memudar jika ada sinar matahari.

Ia memperkirakan, ada sekitar 500 - 700 titik semburan gas beracun di sekitar kawah Timbang. Aktifitas di radius 500 meter dari pusat kawah, masih dilarang.

Kawah Timbang dan Kawah Sinila pada tahun 1979 menyemburkan gas beracun hingga menewaskan 179 jiwa. Pada Mei 2011 lalu, kawah kembali mengeluarkan gas beracun sehingga ribuan orang terpaksa mengungsi.
 
Tunut melanjutkan, asap putih dan uap air beracun menyembur sejauh 350 meter. Dia mengatakan, gas beracun CO2 memiliki volume sebanyak 0,14 persen. Padahal, batas normalnya adalah 0,05 persen.
 
Tunut mengatakan, pada hari pertama peningkatan aktivitas kawah, terjadi empat kali gempa vulkanik disertai uap, gas CO, dan CO2. “Posisi embusan, berpindah kurang lebih 10 meter dari hembusan 2011,” katanya.
 
Pada Selain lalu, sebuah mobil jeep yang ditumpangi dua petani, mengalami mati mesin saat melintas di dekat kawah. Beruntung, dua pengendara mobil itu, Tri dan Hidayat, waspada. Keduanya bergegas turun dan lari meninggalkan lokasi itu sambil menahan nafas. Hingga Selasa petang, kendaraan tersebut masih di lokasi. 

Menurut Tunut, intensitas gempa dari hari ke hari cenderung meningkat. “Kemarin terjadi enam gempa vulkanik dan satu kali gempa tektonik,” katanya. 

Tunut menambahkan, pihaknya mengeluarkan beberapa rekomendasi, diantaranya jalan yang terlanda gas beracun untuk tidak dilintasi oleh petani dan kawasan rawan gas beracun perlu di pasang rambu-rambu peringatan. “Kami mengimbau para petani untuk tidak beraktivitas dalam radius lima ratus meter dari kawah,” ujarnya.
 
Kades Sumberejo, Kecamatan Batur, Ibrahim mengatakan, jalur evakuasi beberapa waktu lalu sudah dilebarkan oleh warga dari 1,5 meter menjadi 3 meter. Namun, pihak desa masih berharap agar pemerintah lebih memperhatikan jalur tersebut. “Kami berharap pemerintah melakukan pengerasan jalan, karena jalur itu masih berupa jalan tanah,” katanya. 

0 komentar:

Posting Komentar