Rabu, 13 Maret 2013

Kawah Timbang Dieng Keluarkan Gas Beracun



Banjarnegara - Kawah Timbang di Dusun Simbar Desa Sumberejo Kecamatan Batur Banjarnegara kembali mengeluarkan gas beracun. Pusat Vulknaologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status kawah yang berada di dataran tinggi Dieng itu dari Normal menjadi Waspada.

"Kami sudah menghimbau petani kentang untuk tidak mendekat bibir kawah," kata Kepala Desa Sumberejo, Ibrahim, Selasa (12/3).

Ia menyebutkan volume gas di dalam kawah meningkat. Gas yang biasanya hanya berada di mulut kawah kini sudah mulai naik. Tapi, kata dia, gas belum sampai mengalir melalui sungai yang ada di situ.

Menurut dia, masyarakat tidak berani mendekat karena gas beracun itu. Untuk sementara, petani kentang yang berada di dekat kawah tidak mengerjakan ladangnya.

Kepala PVMBG, Surono meminta masyarakat untuk tidak mendekati kawah di radius 500 meter.  "Berdasarkan pemantauan secara visual dan konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang Gunung Dieng menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik," kata Surono.

Ia menambahkan, pada Senin sore aliran gas masih terjadi dengan jarak aliran gas mencapai lebih dari 200 meter. Menurut dia, berdasarkan pemantauan itu, Kawah Timbang dinaikan statusnya dari normal menjadi waspada sejak Senin, (11/3), pukul 21.30 WIB.

Menurut Surono, pengukuran pada Tanggal 10 Maret 2013 pukul 05:30 WIB menunjukkan nilai konsentrasi gas CO2 Kawah Timbang menunjukkan angka 0,71% volume. Nilai konsentrasi gas CO2 Kawah Timbang ini sudah melampaui ambang batas aman bagi kesehatan, dimana batas aman adalah dibawah 0,5 persen volume.

Surnono menambahkan, sehubungan dengan kenaikan status Gunung Diengmenjadi Waspada direkomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 500 meter dari Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO/CO2 yang berbahaya bagi kehidupan.

Masyarakat juga diminta agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari satu meter karena dari tempat tersebut dapat berpotensi terancam bahaya gas CO/CO2.

Kepala Pos Pengamatan  Gunung Api Dieng, Tunut Pujiharjo mengatakan, saat ini status kawah Timbang masih waspada. “Belum ada pencabutan status, masih waspada,” katanya.

Ia menambahkan, pada 7-9 Maret 2013, teramati adanya aliran gas CO2 dari Kawah Timbang ke arah selatan sejauh 50-100 meter dari lubang kawah. Asap kawah putih dalam tekanan lemah-sedang, diikuti angin yang bertiup lemah ke selatan.

Menurut dia, berdasarkan pemantauan, bau belerang tercium kuat, tapi tidak tampak adanya sublimasi belerang dan tidak terdengar suara blazer. Ia menambahkan, pada Minggu (10/3), teramati gas CO2 dari Kawah Timbang mengarah ke selatan dengan jarak aliran mencapai 80 meter dari lubang kawah. Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Siglagah, Kawah Conrodimuko, dan Kawah Sikidang tidak terjadi perubahan secara visual.

Pemantauan kegempaan di Dieng tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Masyarakat diimbau tetap tenang tapi waspada. Masyarakat diminta tidak mendekat ke Kawah Timbang.

Haji Fanani, 47 tahun, juragan kentang yang mempunyai ladang di dekat kawah mengatakan, dirinya tidak takut berladang meskipun ada ancaman gas beracun. “Saat ini umur kentang sudah tiga bulan, dan satu bulan lagi sudah siap dipanen,” terangnya.

Ia mengatakan, hujan membuat tanaman kentang menjadi cepat layu. Oleh karena itu, petani harus menyemprot tanaman kentangnya dua kali dalam sehari.  Mau tidak mau, kata dia, dirinya harus sering pergi ke lading untuk menyemprot tanaman kentangnya.

Fanani sendiri mengaku selalu mematuhi himbauan petugas PVMBG. Terutama untuk tidak membuat lubang dnegan kedalaman lebih dari satu meter karena ditakutkan menjadi sumber hembusan gas beracun.

Berdasarkan catatan Tempo, peningkatan aktivitas Kawah Timbang terakhir terjadi pada Mei 2011. Saat itu, ribuan warga di sekitar kawah terpaksa diungsikan karena gas mengalir hingga lebih dari 1 kilometer.

Pada 1979 Kawah Sinila juga mengeluarkan gas beracun. Ratusan orang meninggal dunia dan ribuan lainnya terpaksa ditransmigrasikan ke luar Jawa.

0 komentar:

Posting Komentar